HAGAI adalah nabi pertama yang muncul dalam sejarah Israel pada permulaan periode sesudah pembuangan (yang sejaman dengan Zakharia). Kemunculannya dilatarbelakangi keadaan masyarakat yang tidak lagi memperhatikan keadaan Bait Allah. Rumah Tuhan dibiarkan dalam keadaan runtuh, kotor dan penuh aib, tetapi rumah mereka sendiri dipelihara dengan baik, terukir dengan cantik dan penuh dengan kesemarakan material. Masyarakat tidak lagi memperhatikan persekutuan dengan Tuhan; tidak mempedulikan kepentingan agama; masing-masing orang sibuk mengejar kenikmatan dan kelezatan duniawi serta menumpuk harta sebanyak-banyaknya.
Akibatnya ialah bahwa Allah menghukum mereka dengan bermacam-macam penderitaan. Allah mendatangkan bermacam-macam “kekeringan” bagi segala makhluk, tumbuh-tumbuhan dan manusia. Allah tidak memberi berkat-Nya dan sekaligus menutup keran surgawi bagi hidup mereka.
Dengan kemunculan Hagai, timbullah perubahan dan pertobatan. Khotbah yang cukup keras dan berwibawa dan Hagai sanggup mengarahkan mereka ke jalan Tuhan dan akhirnya menggerakkan hati mereka melanjutkan kembali pembangunan Bait Allah. Dengan demikian, Allah memberkati mereka kembali; segala hasil bumi berkelimpahan dan lain-lain.
Buku ini sangat berharga, bukan saja bagi para calon dan yang sudah menjadi pendeta, guru agama atau pekerja Gereja lainnya, tetapi juga bagi para anggota jemaat biasa, pimpinan dan anggota persekutuan, jemaat (awam) biasa yang mau memperkembangkan kehidupan rohaninya, atau yang ingin mengetahui lebih dalam lagi tentang rahasia teologi Pembangunan versi Hagai. Buku ini hendak mengungkapkan hubungan antara “hidup rohani yang baik” dengan “hidup material yang berkelimpahan”.
Harapan penulis semoga buku ini dapat menambah semaraknya khazanah penulisan buku-buku Teologi berbahasa Indonesia; semoga bermanfaat bagi saudara-saudara pembaca, khususnya para mahasiswa/i Teologi yang tengah mempersiapkan diri melayani pekerjaan Tuhan dalam bidang apa saja. |